Sebuah persembahan dari Hati, oleh Hati, dan untuk Hati."Apa yang kita tulis tidak akan pernah hilang walau ditelan waktu.."

Sabtu, 09 April 2011

Plastik dan Bahaya Penggunaanya


PLASTIK

dan BAHAYA PENGGUNAANNYA


            Pada saat ini penggunaan plastik sangatlah banyak dan juga bermacam-macam , mulai dari peralatan sederhana di dapur sampai peralatan berat dengan berteknologi tinggi, banyak menggunakan alat dan bahan yang terbuat dari polimer ini. Perkembangan ilmu pengetahuan juga telah meningkatkan kesadaran manusia untuk hidup sehat. Hal itu telah mengembangkan fungsi teknologi pengemasan pangan menjadi lebih luas, yaitu untuk:
1.Menjaga produk pangan agar tetap bersih, terlindung dari kotoran dan kontaminasi.
2.Menjaga produk pangan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan pengaruh sinar.
3.Memudahkan dalam membuka/menutup, memudahkan dalam penanganan, pengangkutan dan distribusi.
4.Menyeragamkan produk pangan dalam ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan standar yang ada.
5.Menampakkan identifikasi, informasi, daya tarik dan tampilan yang jelas dari bahan pangan yang dikemas sehingga dapat membantu promosi/penjualan.
6.Memberikan informasi melalui sistem labelling, bagaimana cara penggunaan produk, tanggal kadaluwarsa dan lain-lain.
Di antara bahan kemasan tersebut, plastik merupakan bahan kemasan yang paling populer dan sangat luas penggunaannya. Bahan kemasan ini memiliki berbagai keunggulan yakni, fleksibel (dapat mengikuti bentuk produk), transparan (tembus pandang), tidak mudah pecah, bentuk laminasi (dapat dikombinasikan dengan bahan kemasan lain), tidak korosif dan harganya relatif .

Selanjutnya, disamping memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan kemasan lainnya, plastik juga mempunyai kelemahan yakni, tidak tahan panas, dapat mencemari produk (migrasi komponen monomer), sehingga mengandung resiko keamanan dan kesehatan konsumen, dan plastik termasuk bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami. Selain itu, bahan dasarnya tidak dapat diperbarui karena berasal dari hasil samping pengambilan bahan bakar minyak bumi. Sebelum membahas lebih dalam tentang polimer plastik dan bahayanya, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang konsep polimer terlebih dahulu.
            Polimer berasal dari kata poli (banyak) dan mer (monomer:satu unit pembentuk). Jadi polimer merupakan molekul besar/makro molekul (molekul raksasa) yang tersusun dari polimer-polimer.
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomernya, dan sifatnya terhadap panas.
A.    Penggolonga polimer berdasarkan asalnya
1.      Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat dialam dan berasal dari makhluk hidup. Contohnya yaitu selulosa, amilum, protein, karet alam.dsd
2.      Polimer Sintesis
Polimer sistesis adalah polimer yang tidak terdapat dialam dan harus dibuat oleh manusia . Contohnya yaitu polietena, polipropena, PVC, Nilon, Melamin, Teflon, Poliester,dsb.
  1. Penggolongan Polimer berdasarkan proses pembentuknya
1.        Polimer Adisi
Polimer adisi adalah polimer yang terbentuk dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Polimer adisi identik dengan plastik karenahampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Contohnya adalah polietena, polipropena, PVC, poliisoprena, teflon, dsb.
2.        Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi adalah polimer yang terbentuk melalui proses dari monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Contohnya yaitu pembentukan nilon dan poliester.
  1. Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya
1.        Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang terbentuk dari polimer-polimer yang sejenis. Contohnya yaitu selulosa dan protein.
2.        Kopolimer
Kopolimer adalah polimer yang terbentuk dari monomer-monomer yang tidak sejenis. Contohnya yaitu dakron, nillon-66, melamin (fenol-formaldehida).
  1. Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas.
1.        Polimer Termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas, apabila dipanaskanakan meleleh dan mudah didaur ulang. Contohnya yaitu pplietena polipropena, PVC, dsb.
2.        Polimer Termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang tahan panas, jika dipanaskan tidak akan meleleh dan susah didaur ulang. Contohnya yaitu melamin dan bakelit.
            Plastik tentu sangat mendukung dalam kehidupan manusia, tetapi apabila plasti kini dalam penggunaanya disalahgunakan maka justru akan mencelakakan manusia itu sendiri. Contoh yang paling sering terjadi dalam kehidupan kita saat ini adalah penggunaan plastik sebagai bungkus makanan. Hal ini sangat berbahaya karena apabila plastik digunakan dalam keadaan panas maka monomer-monomer pembentuk plastik itu sendiri akan semakin cepat bermigrasi kedalam makanan itu. tentu tidak semua plastik berbahaya. Dan beberapa contoh lain seperti kebiasaan mengisi ulang botol minuman kemasan seringkali dilakukan oleh masyarakat. Karena merasa sayang membuang kemasan yang masih bagus, botol minuman kemasan itu dipergunakan berulang-ulang. Padahal, bahaya kesehatan mengintai dari balik kemasan botol plastik air mineral yang diisi berulang-ulang.
Sebelum menggunakan kembali botol dari bekas minuman kemasan tersebut, hendaknya masyarakat mengetahui bahan dasar dari plastik-plastik yang aman untuk dipakai. Caranya dengan dengan melihat simbol atau kode yang biasanya tertera di bawah produk plastik tersebut. Kode dan simbol tersebut sangat penting untuk diketahui karena berkaitan dengan jenis bahan serta cara dampak pemakaiannya.Produk plastik yang dimaksud bukan hanya botol plastik air mineral yang banyak beredar di pasaran, tetapi juga plastik wadah makan, penutup makanan, hingga botol susu untuk balita.
Kode-kode yang menandakan bahan pembuatan plastik kemasan tersebut dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standarization).

Secara umum tanda pengenal plastik tersebut berada di dasar atau bagian bawah kemasan, berbentuk segi tiga yang didalamnya tercantum angka yang menunjukkan arti tertentu, serta nama jenis plastik di bawah segitiga. 
Tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok. Serta 3 tambahan sehingga totalnya ada 10 buah.
Tanda-tanda plastik tersebut adalah:

JENIS KE 1:
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) di bawah segitiga. Biasanya plastik jenis ini dipakai untuk botol plastik, berwarna jernih/ transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya.
Mayoritas, plastik PET di dunia dipergunakan untuk serat sintetis (sekitar 60 persen), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan 30 persen).
Yang perlu diperhatikan adalah, botol dengan bahan ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan pet maupun produk daur ulangnya juga harus waspada. Sebab, di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida. Dengan menghirup debu yang mengandung senyawa kimia itu, bahan tersebut mudah masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan. Kontaminasi senyawa itu dalam periode yang lama akan mengalami iritasi kulit dan saluran pernafasan.
Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran. Apabila pekerja tersebut berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.
JENIS KE 2.
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga.
HDPE biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya  digunakan nsekali saja, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
JENIS KE 3:
Ini adalah jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Pada kemasan yang mengandung plastik jenis ini tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V. V itu berarti PVC (polyvinyl chloride).
Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap) dan beberapa botol minuman kemasan. Plastik ini berbahaya untuk kesehatan karena, PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC, saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut. Karena DEHA bisa lumer pada suhu 15 derajat celsius. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan.
Sebisa mungkin kitamenghidari pemakaian plastik jenis ini. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami, misalnya seperti daun pisang atau daun jati.
JENIS KE 4:
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE. LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen
Plastik ini sulit dihancurkan tapi dapat didaur ulang. Bahan ini baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
JENIS KE 5:
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman. Sebab produk ini aman, 
JENIS KE 6:
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman secara tidak sengaja.
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Jika harus didaur ulang, PS memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara ini sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga, dan meninggalkan jelaga.
JENIS KE 7:

Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu PC - polycarbonate, SAN – styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, dan Nylon.
OTHER dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan.
Plastik jenis ini dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak Batita dan Balita  (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.
PC, tidak ianjurkan digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman. Sebab, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.
 Botol susu balita hendaknya tidak boleh dipanaskan karena botol susu yang berbahan pastik tentu saat dipanaskan, monomer-monomernya akan cepat bermigrasi saat digunakan. Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan, entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
Beberapa hal perlu digaris bawahi saat akan menggunakan produk plastik.
Harus bijak dalam menggunakan plastik, khususnya kode 1, 3, 6, dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Penggunaanya hanya sekali pakai.
Akan aman bila menggunakan plastik dengan kode 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS)
Biasanya kita seringkali membungkus makanan yang masih panas dengan kantong plastik berwarna hitam. Ternyata zat pewarna hitam ini kalau terkena panas, bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk zat radikal beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan ini karsinogenik dan dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol layaknya penyakit kanker.
Bagi para orang tua yang membutuhkan botol susu untuk anak mereka hendaknya memilih botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4 atau 5. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4 atau 5. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate). Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, dan hendaknya jangan menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan. Gantilah dengan botol stainless steel atau gelas/kaca.
Sebisa mungkin kita tidak memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven. Dan tidak  menggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak. Ada baiknya untuk mulai menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan.
Berikut serba-serbi plastic dalam kehidupan kita sehari-hari :
• Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu, kita hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A.
• Bisphenol A adalah perusak hormone. Berbagai penelitian telah menghubungkan Bisphenol-A dengan dosis rendah dengan beberapa dampak terhadap kesehatan, seperti perubahan permanen pada organ kemaluan, meningkatkan kadar prostat, penurunan kandungan hormon
testoteron, memungkinkan terjadinya kanker payudara, sel prostat menjadi lebih sensitive terhadap hormon dan kanker, dan membuat seseorang menjadi hiperaktif.
• Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industry makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi. University of Missouri telah melakukan tes laboratorium mengenai penggunaan Bisphenol-A pada botol susu bayi dan menemukan bahwa Bisphenol-A pada produk botol susu bayi plastik dari 5 merek terkemuka di Amerika, sangat berpotensi untuk ikut larut dalam cairan. Menurut laporan ini, kelima merk botol susu bayi yang masih dipersoalkan adalah Avent, Dr. Brown's, Evenflo, Gerber dan Playtex.
• Plastik sendiri dikonsumsi sekitar 100 juta ton/tahun di seluruh dunia. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.
• Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan.
dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
• Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita mencari alternative pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang
terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
• Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Pembakaran plastik ini dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.

            Pesatnya perkembangan produk berbahan baku plastik hingga saat ini telah mampu menggeser kedudukan dan fungsi berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, sehingga limbah plastik yang dihasilkan pun meningkat.
Sekitar 20% volume sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus-menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi (biodegradable plastic).
  1. Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan Selama ini daur ulang plastik telah dilakukan oleh beberapa industri yang memang memusatkan perhatiannya terhadap problem sampah plastik. Pemulung yang banyak tersebar memunguti sampah plastik yang dijual ke beberapa pabrik industri yang melakukan daur ulang. Namun tak semudah itu tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik.
Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.
Jumlah sampah plastik impor sekitar 3000 ton per bulannya dan hanya 60 persen saja yang bisa didaur ulang. Dari sisa yang 40 persen tersebut 10 persennya mengandung bahan beracun dan materi berbahaya yang dapat mengakibatkan penyakit liver, kanker dan hipertensi.
Produk minuman mineral yang banyak menggunakan plastik sebagai kemasannya bisa dikatakan sebagai pemberi kontribusi terbesar sampah plastik. Dari mulai kemasan terkecil yang dijual dalam bentuk mangkok sampai tabung galonan, semua terbuat dari plastik.
Sangat diharapkan perusahaan air mineral dapat melakukan penanganan sampah plastik dari produknya. PT.Aqua Golden Missisippi merupakan salah satu contoh produsen air mineral yang gencar mengadakan program peduli lingkungan dengan melakukan penanganan sampah plastik dari kemasan produknya sendiri.
2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunkana sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif.
Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.
3. Plastik Biodegradable
Sekitar separo dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.
Upaya pengembangan teknologi kemasan plastik biodegrdable dewasa ini berkembang sangat pesat. Berbagai riset telah dilakukan di negara maju (Jerman, Prancis, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Inggris dan Swiss) ditujukan untuk menggali berbagai potensi bahan baku  biopolimer. Di Jerman pengembangan untuk mendapatkan polimer biodegradable pada polyhydroxybutiyrat (PHB), Jepang (chitin dari kulit Crustaceae, zein dari jagung, pullulan). Aktivitas penelitian lain yang dilakukan adalah bagaimana mendapatkan kemasan thermoplastic degradable yang mempunyai masa pakai (lifetimes) yang relatif lebih lama dengan harga yang lebih murah.  Pengembangan lain yang sangat penting adalah perbaikan sifat-sifat fisik  dan penggunaan bahan pemlastis.
Penggunaan kemasan plastik biodegradable misalnya sebagai botol sampo,  dari bahan PHBV (produksi Wella AG dan ICI) dengan harga Rp. 75.000/kg (tahun1995), bahan celluloseacetat untuk barang-barang cetakan, harga Rp. 25.000/kg, campuran chitosan dengan cellulosa (di Jepang) sebagai pelindung terhadap oksigen, harga  Rp.15.000/kg dan pullulan (di Jepang) sebagai kemasan pangan beku (mentega, keju) dengan harga Rp.60.000 sampai Rp.70.000,-. Kemasan plastik biodegradable ini penggunaannya masih terbatas pada produk farmasi, kosmetik dan container.
Kendala utama yang dihadapi dalam pemasaran kemasan ini adalah harganya yang relatif tinggi dibandingkan film kemasan PE. Sebagai perbandingan  untuk PHBV sekitar US$ 8 – 10/lb, sedangkan untuk film PE hanya US$ 0.30 – 0.45/lb.  Biaya produksi yang tinggi berasal dari komponen bahan baku (sumber karbon), proses fermentasi (isolasi dan purifikasi polimer) dan investasi modal.   Upaya untuk menekan harga tersebut adalah menggunakan substrat dari methanol, molasses dan hemicellulose hydrolysate (Griffin, 1994). 
Di Indonesia penelitian dan pengembangan teknologi kemasan plastik biodegradable masih sangat terbatas. Hal ini terjadi karena selain kemampuan sumber daya manusia dalam  penguasaan ilmu dan teknologi bahan, juga dukungan dana penelitian yang terbatas. Dipahami bahwa penelitian dalam bidang ilmu dasar memerlukan waktu lama dan dana yang besar. Sebenarnya prospek pengembangan biopolimer untuk kemasan plastik biodegradable di Indonesia sangat potensial.  Alasan ini didukung oleh  adanya sumber daya alam, khususnya hasil pertanian yang melimpah dan dapat diperoleh sepanjang tahun. Berbagai hasil pertanian yang potensial untuk dikembangkan menjadi biopolimer adalah jagung, sagu, kacang kedele, kentang, tepung tapioka, ubi kayu (nabati) dan chitin dari kulit udang (hewani) dan lain sebagainya.
Kekayaan akan sumber bahan dasar seperti tersebut di atas, justru sebaliknya menjadi persoalan potensial yang serius pada negara-negara yang telah maju dan menguasai ilmu dan teknologi kemasan biodegrdable, khususnya di Jerman. Negara tersebut dengan penguasaan IPTEK yang tinggi bidang teknologi kemasan, merasa khawatir kekurangan sumber bahan dasar (raw materials) dan akan menjadi sangat tergantung pada negara yang kaya akan sumber daya alam.
Nah,setelah mengetahui berbagai hal tentang plastik dan bahayanya untuk kesehatan tubuh kita dan dampak penggunaanya yang berlebihan untuk lingkungan kita. Semoga kita semakin bijak untuk memilah dan memilih hal yang terbaik terutama untuk kesehatan kita dan lingkungan sekitar kita.
Sumber:

3 komentar:

Sii EsdE mengatakan...

sebagaimana yang kita tau sodara.. kita hidup di sekitar ini gag bisa lepas dari yang namanya plastik.. terus bagaimana cara kita menghindarai dari bahaya plastik itu sodara??

Uswatun Chasanah mengatakan...

lha makanya itu ada kode-kodenya kan???kita sebagai konsumen harus selektif memilih plastik mana yang baik bagi kesehatan kita..dan juga kita harus budayakan sebisa mungkin tidak menggunakan plastik sebanyak-banyaknya..selain berdampak pada kesehatan kan juga membuat sampah plastik menumpuk...koyor kan jadinya???tanahnya juga ga subur kalo dibunagi plastik terus menerus...

Afifi Mutiarani mengatakan...

Layaknya artikel yang anda buat, kita harus berhati-hati dalam menggunakan barang-barang yang berbahan dasar plastik dengan memperhatikan kode yang telah terlampir di bawah kemasan mulai dari PET sampai Other. Tapi perlu kita perhatikan, bahwasanya tidak semua barang yang berbahan plastik itu membahayakan. Ada barang - barang tertentu yang justru menguntungkan kita. Tentunya dengan petunjuk kode yang telah dilampirkan.
So, Liat dulu kode-kode dalam kemasan sebelum dipergunakan.,
Oke ^^,)v

Posting Komentar